Waru

Waru
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae
Genus: Hibiscus
Spesies: H. tiliaceus
Nama binomial
Hibiscus tiliaceus
L.

Waru atau baru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan distek.

Tumbuhan ini asli dari daerah tropika di Pasifik barat namun sekarang tersebar luas di seluruh wilayah Pasifi dan dikenal dengan berbagai nama: hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti, beach Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood. Kemampuan bertahannya tinggi karena toleran terhadap kondisi masin dan kering, juga terhadap kondisi tergenang. Tumbuhan ini tumbuh baik di daerah panas dengan curah hujan 800 sampai 2000mm.

Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu, ukiran, serta kayu bakar. Daunnya digunakan sebagi pembungkus ikan segar oleh pedagang di pasar dan pedagang ikan keliling..

Bunga waru dapat dijadikan jam biologi. Bunganya mekar di pagu hari dengan mahkota berwarna kuning. Di siang hari warnanya berubah jingga dan sore hari menjadi merah, sebelum akhirnya gugur.

Legenda masyarakat penghuni Pulau Jawa menyatakan, kuntilanak menyukai pohon waru yang tumbuh miring (waru doyong) sebagai tempat bersemayamnya. Di Menteng, Jakarta Pusat, ada daerah yang bernama Kramat Waru, asal katanya mengacu dari nama pohon ini.

Pohon waru

3 Tanggapan

  1. Terima kasih. Saya sampai ke mari karena mencari bahasa Inggrisnya pohon Waru.

    Salam,
    Wahyu

Tinggalkan komentar